Sabtu, 30 Januari 2010

KONTROVERSI UJIAN NASIONAL

Waktu memang tidak terasa hampir tiga tahun kami lalui dan sekarang kami disbukan untuk menghadapi ujian nasional memang berat untuk menghadapi ujian nasional kami harus disibukan dengan les-les sore, pelajaran tambahan, dan masih banyak lagi.
sehingga kami merasa kelelahan dan kami merasa banyak sekali yang harus kami lakukan untuk menghadapi ujian nasional tahun ini,,,,, belum lagi ad tmbahan belajar dr skolh sehingga kami pulang lebih sore dr biasa_nya kami mersa sangat letih sekali..baru sebentar kami !strht kami d_sbkkn lagi dg les s0re plang_nya hngga larut malam,,,,,'' emng szh ad ujiann nsi0nl ini..kami mrsa sangt kLLhn,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
sehingga waktu kami terbuang dg tdk sia2.

Sabtu, 12 September 2009

Syal

Gita benar-benar  cemburu pada syal kuning berbahan wol yang selalu di kenanakan suaminya.setiap berpergian ke luar kota, syal kuning itu benda pertama yang di masukkan ke dalam koper pakaiannya. seolah-olah syal itu telah menjadi prioritas utamanya, padahal menurut pandangan Gita, syal itu tidak bagus. selain warnanya sudah kumal, benangnya juga sudah banyak yang lepas.
"Apa sebaiknya abang membeli syal baru ?" Gita pernah memberi saran kepada suaminya. tidak perlu, ini sudah cukup...tapi syal itu sudah jelek sekali. tidak pantas lagi di pakai. seribu syal baru tidak akan bisa menggantikan posisi syal kunig ini di hatiku..benar sebegitunya pentingnya syal itu bagi abang ? ya, lebih penting dari apa pun, gita menelan ludah. pahit. sejak menikah setahun lalu dengan Gusti, gita sudah tahu bahwa syal itu amat berharga bagi suaminya. hanya Gita saja tidak bisa menerima sikap Gusti yang sering dipergokinya sedang memblai-belai syal itu sambil menangis terisak-isak .Gita  benar-benar mencemaskan kejiwan suaminya. wajahmu kusut lagi, Ta.masih tentang suamimu dwan syal itu lagikan tebak Mely, sahabat sekaligus rekan sekerjanya. Gita menarik nafas panjang. kukira suamiku bisa mati tanpa syal itu. kedengarannya mungkin gila jika ku katakan aku cemburu pada syal itu. ah, kau ini berlebihan, Ta. mana mungkin sebuah syal bisa dibandingkan denganmu tapi ini kenyataan, Mel. aku sering memergokinya membelai-belai syal itu sewraya bercakap-cakap. sepertinya dia mengamgap syal itu memilik jiwa. aku...mencemaskan dirinya. apa suamiku harus dibawa ke psikiater kurasa, pastiakan tersinggung. lebih baik kamu tanyakan saja pada suami mu tentang makna syal itu baginya," kukira ada hubngan dengan masalalunya. gita terhenyak . masa lalu ? itu baru asumsiku saja. lebih baik kautanyakan saja padanya. paling tidak kamu tidak didera rasa gelisah terus. tapi sejak awal pernikahanku, kami sudah berkomitmen untuk tidak mengusik masa lalu masing-masing. demi kebaikan kalian, kurasa tidak ada salahnya. tapi jangan patah arang dulu, Ta. coba saja... Gita hanya menarik nafas panjang. beribu galau menyerbu jiwanya yang kacau balau.Ta mana syal  ku??...Gita yang sedang membaca buku chiken shoop di kursi malas terbangun spontan terbangun..aku tudak tahu bang...pagi tadi aku menaruhnya di belakang pintu, jelasnya dengan pucat .aku tidak melihatnya.sudah...nanti pasti ketemu. atau beli saja yang baru..Gampang saja kau bicara!!! lain kali kalau bicara pakai otak..tukasnya dengan mata berkilat..Gita kaget mendengar kata-kata kasar suaminya..ucapan abang keterlaluan sekali. aku ini istrimu, bukan babu mu! 

                                                                                                                                  sumber, kartini
                                                                                                                                  tahun, 2007

Sabtu, 05 September 2009

MASA KECIL DEDE

Masa kecil dede dulu sangat menyedihkan karena sudah ditinggalkan kedua orang tuanya, dari kecil sampai sekarang dia diasuh oleh kakek dan neneknya, tetapi dia selalu ingin tahu siapa kedua orang tuanya karena dia ingin juga seperti teman-temannya yang memiliki orang tua. 
dia selalu melihat teman-temannya yang mempunyai kedua orang yang utuh yang selalu memanjakan teman-temannya.........dia selalu merenungkan nasibnya yang tidak mempunyai kedua orang tua...